Selasa, 01 Mei 2012

DRIFTING: Ketika Adu Pacu Mobil Bukan Lagi Soal Kecepatan

Ketika mendengar istilah drifting, hal pertama yang terlintas di pikiran tentunya balapan dengan mobil-mobil hasil modifikasi yang canggih dan keren. Terbayang juga aksi-aksi keren di film Initial D dan game Need for Speed. Benar kan? Berbeda dengan balap mobil secara umum, drifting adalah teknik mengemudi dengan selip yang disengaja di tikungan, atau lebih dikenal dengan istilah “ngepot”. Saat drifting, terjadi perputaran ekstrem yang membuat ban belakang mobil berbelok lebih jauh daripada ban depan dengan arah yang berlawanan. Makin jago pengemudi, makin bisa ia mengontrol gerakan berputar ini.

Dalam drifting, kecepatan bukan satu faktor penilaian.

Kemampuan mobil dan pembalap dalam mengontrol selip ini membuat tingkat kesulitannya bertambah dan memiliki kelas tersendiri dalam olahraga balap. Dalam kompetisinya, penilaian dilakukan berdasarkan kecepatan, jalur, dan sudut perputaran mobil. Tak hanya penuh adrenalin, olahraga ini juga makin seru dinikmati karena penuh aksi-aksi yang mengejutkan.

Tercatat pada awal 1930-an, oleh para pembalap Grand Prix teknik drifting pertama kali dilakukan. Namun, popularitasnya sebagai bagian dari balapan mobil baru meningkat pada era 1970-an di Jepang. Nama Kunimitsu Takahashi disebut-sebut sebagai pelopornya. Caranya menikung di sudut dengan kecepatan tinggi dengan margin sangat tipis antara mobil dengan batas sirkuit jadi khas tersendiri. Efek asap dari ban saat berputar pun menjadikannya terlihat lebih artistik.

Adalah Keiichi Tetsuya yang juga dikenal sebagai Dorikin alias Drift King, yang tertarik pada teknik Takahashi. Tidak tanggung-tanggung, ia menantang medan berbahaya pegunungan di Jepang sebagai tempat latihannya. Tak butuh waktu lama bagi dirinya untuk meraih ketenaran yang setara dengan sang idolanya, Takahashi. Ketika namanya makin bersinar, beberapa bengkel mobil dan majalah otomotif papan atas merekam dan merilis aksi ekstremnya secara resmi. Bahkan Pluspy, judul video tersebut, masih berpengaruh bagi para pembalap drifting di era milenium.

Di tahun 1988, Tetsuya bekerja sama dengan Daijiro Inada, pemimpin redaksi majalah Option kala itu, untuk menginisiasi ajang D1 Grand Prix khusus untuk para drifters yang menjadi patokan yang memulai euforia di berbagai belahan dunia lainnya. D1 Grand Prix menjadi ajang paling bergengsi dalam drfiting sejak itu. Ibarat Formula 1 bagi para pembalap formula, di sinilah tujuan utama para drifter profesional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar